Langsung ke konten utama

IKHWANUL MUSLIMIN (SPI II)



IKHWANUL MUSLIMIN

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi
Tugas mata kuliah : Sejarah Peradaban Islam II
Dosen Pengampu : Dr.H. Ruswan





Disusun oleh:
Kelompok 3 PAI 3-B

1.      Siti Chaizatul Munasiroh                 (133111045)
2.      Uswatun Khasanah                        (133111046)
3.      Maulana Arif Setiawan                   (133111047)




FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN WALISONGO SEMARANG
2014
I.                   PENDAHULUAN
Jamaah Ikhwanul Muslimin  adalah salah satu jamaah dakwah terbesar yang hingga kini terus melakukan pelbagai kegiatannya. Para simpatisan, pendukung dan para kadernya tersebar di pelbagai wilayah di seluruh dunia. Mereka  melakukan kegiatan  dakwahnya dengan berpedoman  kepada pelbagai arahan dan pemikiran yang  dicetuskan oleh pemikir besar  Ikhwan Al-Muslimin sekaligus pendirinya, Imam Syahid  Hasan Al-Banna.
Meskipun jamaah ini lahir dalam kurun  waktu yang cukup lama, semangat perjuangannya hidup dan terus berkembang. Ada nilai-nilai universal yang selalu diperjuangkannya, misalnya keterbukaan, keadilan, clean government, dan sebagainya. Lebih khusus lagi  Ikhwan  Al-Muslimin sejak semula menggaungkan perjuangan nilai-nilai dakwah Islam, yang menjadi penting untuk  dikaji  oleh masayarakat akademik dan pertubuhan dakwah.
Dalam prinsipnya, Ikhwan Al-Muslimin beranggapan bahawa Islam adalah sistem yang menyeluruh yang menyentuh seluruh bidang dan sendi kehidupan. Ia adalah Negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan  keadilan, peradaban dan  undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah akidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.  Dalam pernyataannya Imam Hasan Al-Banna menyebut istilah syamil (universal), kamil (sempurna) dan mutakamil (integral), untuk Islam dan nilai yang diperjuangkan.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.     Bagaimana biografi pendiri Ikhwanul Muslimin?
B.     Apa latar belakang berdirinya Ikhwanul Muslimin?
C.     Bagaimana periode perkembangan Ikhwanul Muslimin?
D.     Bagaimana pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin?
E.      Apakah tujuan dari Ikhwanul Muslimin?
F.      Bagaimana Ikhwanul Muslimin di Indonesia?




III.             PEMBAHASAN
A.     Biografi pendiri Ikhwanul Muslimin
Hasan Al-Banna lahir tahun 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah Mesir. Pada usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal separuh isi Al-Qur’an. Ayahnya, Syekh Ahmad Abdurrahman al-Banna adalah seorang ulama fiqih dan ahli hadits, terus memberikan motivasi agar al-Banna melengkapi hafalannya. Akhirnya pada usia 14 tahun, Hasan al-Banna berhasil menghafal seluruh isi Al-Qur’an.[1]
Hasan Al-Banna memulai pendidikannya di madrasah Al-Rasyad, pada madrasah tersebut beliau bersahabat dengan Syaikh Zahran. Setelah selesai dari Madrasah tersebut, beliau melanjutkan pada sekolah guru pertama di Damanhur dan Universitas  Dar al-Ulum, Kairo. Pada tahun 1927, beliau lulus dengan predikat cumlaude. Setelah lulus beliau diangkat sebagai seorang guru di lingkungan pendidikan, kemudian ditempatkan di kota Ismailiyah. Di samping menunaikan tugas mengajar beliau aktif berdakwah. Aktibitasnya dimulai dari masjid ke masjid dan kedai-kedai kopi. Dengan kekarismatikan dan teknik dakwah yang dapat menyentuh para audiens, semakin banyak orang yang beragama Islam empati kepada beliau.[2]
Imam al-Banna mengajukan manhaj dakwah yang menurutnya Islam itu sendiri. dalam bukunya Risalah Baina al-Ams wal Yaun, ia menulis, “sejujurnya, Ikhwan sekalian, kita harus ingat bahwa kita berdakwah dengan dakwah Allah Swt yang merupakan dakwah yang paling mulia. Kita mengajak manusia untuk memegang pemikiran Islam, yang merupakan pemikiran yang paling lurus. Dan kita mengajukan syari’at Al-qur’an kepada manusia, yang merupakan syari’at yang paling adil.”[3]
Pemikiran Al Banna dan dakwahnya adalah Islam. Tidak ada unsur selain islam. Dan ia tidak pernah mencampuradukkan Islam dengan unsur lain sedikitpun, berupa agama, aliran atau kepercayaan selain Islam. Imam al-Banna tidak membawa agama baru atau pemikiran baru namun yang ia bawa adalah apa yang telah di sampaikan oleh Nabi Muhammad saw,. Oleh karena itu, pemikiran Imama al-Banna menjadi istimewa dibandingkan pemikiran yang lain.
Dalam masalah Politik, Hasan al-Banna berpendapat, “Jika ada yang menyangka bahwa agama tidak berkaitan dengan politik atau bahwa politik bukan bagian dari sasaran agama, berarti orang itu telah medzalimi dirinya sendiri, dan medzalimi keilmuannya terhadap Islam. Dan kita tidak mengatak bahwa dia mendzalimi Islam, karena Islam adalah syari’at Allah yang tidak mengandung kebatilan dari dalamnya maupun dari belakangnya. Alangkah indahnya perkataan Imam al-Ghazali ra, “ketahuilah, syari’ah adalah dasar, dan raja adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak mempunyai dasar akan runtuh, dan sesuatu yang tidak ada penjaganya akan hilang. Daulah Islam tidak akan berdiri kecuali berdasarkan asas dakwah, sehingga dia menjadi agama risalah, bukan sekadar urusan administrasi, dan tidak menjadi pemerintahan yang material, beku dan tuli, yang tidak mempunyai ruh. Dan dakwah Islam pun tidak berdiri kecuali di bawah naungan penjagaan negara, bantuan dan kekuatannya.”’[4]
Masa hidup al-Banna tidak lama, yaitu hanya 43 tahun.  Ia dibunuh pada 12 Februari 1949 oleh polisi Mesir, atas perintah Raja Farouk I.  Kejadiannya, ketika ia berada di dalam mobil untuk suatu keperluan (dakwah), beserta sahabatnya, Dr. Abdul Karim Manshur.  Kemudian tiba-tiba datang beberapa polisi rahasia–beberapa waktu kemudian pengadilan mengganjar para polisi itu dengan hukuman 25 tahun dan 15 tahun penjara—memberondong mobilnya dengan peluru, setelah mematikan lampu di sekitar kota itu.  Al-Banna saat itu masih sempat hidup dan kemudian wafat di Rumah Sakit al-Qashr al Aini.[5]
Al-Banna memang berhasil menuangkan pemikiran-pemikiran Ikhwan secara mudah, misalnya ketika ia merumuskan tentang rukun baiat Al Ikhwan al Muslimun, al-Banna memaparkan secara ringkas sepuluh perkara, yaitu: faham, ikhlash, amal, jihad, berkorban, tetap pada pendirian, tulus, ukhuwah, dan percaya diri.  Kemudian al-Banna mengatakan, ”Wahai saudaraku yang sejati! Ini merupakan garis besar dakwah Anda.  Anda dapat menyimpulkan prinsip-prinsip tersebut menjadi lima kalimat, Allah Tujuan Kami, Rasulullah teladan kami, Al-Qur`an Dustur Undang-undang Dasar Kami, Jihad Jalan Kami dan Mati Syahid Cita-cita Kami yang Tertinggi” (Allahu Ghayatuna Ar Rasul Qudwatuna Al Quran Dusturuna Al Jihadu Sabiluna Al Mautu fi sabilillah Asma Amanina)[6]
Lambang Ikhwanul Muslimin adalah dua belah pedang menyilang melingkari al-Qur`an, ayat al-Qur`an (wa’aiddu) dan tiga kata: haq (kebenaran), quwwah (kekuatan) dan hurriyah (kemerdekaan).

B.     Latar belakang berdirinya Ikhwanul Muslimin
Setelah runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki yang di bubarkan oleh bapak sekuler Kamal Atarturk pada tahun 1924 M. dunia Islam hidup dalam kegelapan bagaikan anak ayam kehilangan induknya, maka bermunculan gerakan sekulerisme di setiap Negara Islam bagaikan jamur di musim hujan, tiada yang dapat menghentikannya, maka tampilah tokoh-tokoh masyarakat yang berkiblat ke barat.
Selepas Perang Dunia Pertama, golongan yang berkiblat ke barat bergerak sangat aktif mempromoikan pemahaman mereka di Mesir. Seiring dengan itu fahaman nasionalisme di dunia Islam mencapai puncaknya. Sementara Pergerakan Emanspasi Wanita semakin bertambah kuat, para wanita kelas atas Mesir memberontak; enggan memakai purdah. Mereka justru memakai fashion ala Eropa, menghadiri temasya sosial yang bercampur bebas antara lelaki dan perempuan, baik secara tertutup ataupun terbuka. Mereka juga mendesak supaya wanita diberi hak yang setaraf dengan lelaki.
Para ulama tidak berdaya menahan serangan dari puak Modernis kecuali hanya sekedar melabelkan murtad pada mereka. Keadaan ditambah parah dengan para ulama jahat yang begitu mudah dipermainkan oleh pemerintah taghut. Kondisi seperti ini telah mengenapkan kecelaruan sebahagian umat Islam dalam kejahiliahan. Ulama Kairo saat itu jatuh ke lembah yang paling hina, kerena mereka menyetujui fatwa yang diberi oleh Rektor Universiti al Azhar bahwa Presiden Faruk layak untuk memerintah dan digelar Khalifatul Mu'min dengan alasan "Faruk merupakan seorang Islam yang datang dari keturunan Rasulullah SAW. Hassan Al Banna merasa gelisah mengenai situasi kritis ini.[7]
Pada bulan Dzul Qa’dah 1346  H yang bertepatan dengan bulan Maret 1928, Hasan Al-Banna didatangi oleh beberapa orang yang mengaku tertarik kepribadian dan keuletan dakwahnya. Mereka adalah Hafidz Abdul Hamid, Ahmad Al-Husyairi, Fuad Ibrahim Ismail Izz, Zaky Al-Maghriby, dan Abdurrahman Hasbullah. Beberapa orang tersebut menyatakn kesetiaan mereka kepada Al-Banna dan bermaksud menggabungkan diri ke dalam sebuah perkumpulan yang dipimpinoleh Hasan Al-Banna. Sebagai bukti kesetian, mereka rela meyumbangkan sebagian harta kekayaan yang dimiliki demi kepentingan dakwah Islamiyah.[8]
Dengan senang hati Al-Banna menyambut niat baik mereka. Dari pertemuan tersebut dimusyawarahkanlah nama sebuah organisasi, yang pada akhirnya disepakati menggunakan nama Ikhwanul Muslimin. Dengan nama tersebut dimaksudkan agar mereka dapat bersatu padu dalam sebuah ikatan tali persaudaraan yang semata-mata untuk mengabdi kepada islam. Dalam bukunya, Hassan Al Banna mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan manifestasi dari sikap beliau dan sahabat yang anti terhadap kejahilan Ummat Islam. Beliau menganggap bahwa masjid dan khutbah saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah penyakit umat ini.
Dari segi bahasa, Ikhwanul Muslimin berasal dari dua lafal yaitu al-ikhwan yang merupakan jama’ dari al-akh “saudara atau persaudaraan” dan al-Muslimin yang merupakan bentuk jama’ dari Muslim “orang-orang  yang beragama Islam atau orang-orang yang berserah diri, patuh, dan tunduk kepada Allah agar selamat dan sejahtera di dunia dan di akhirat” (Makluf, 1986: 5 dan Munawir, 1984: 13 ).[9]
Adapun Pimpinan Ikhwanul Muslimin disebut Mursyid 'Am atau Ketua Umum. Adapun tugas dari Mursyid 'Am adalah untuk mengatur organisasi Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia. Berikut ini adalah daftar Mursyid 'Am yang pernah memimpin Ikhwanul Muslimin:[10]
1.        Hassan al-Banna (حسن البنا) (1928 - 1949)
2.        Hassan al-Hudhaibi (حسن الهضيبي) (1949 - 1972)
3.        Umar at-Tilmisani  (عمر التلمساني) (1972 - 1986)
4.        Muhammad Hamid Abu Nasr (محمد حامد أبو النصر) (1986 - 1996)
5.        Mustafa Masyhur (مصطفى مشهور) (1996 - 2002)
6.        Ma'mun al-Hudhaibi  (مأمون الهضيبي) (2002 - 2004)
7.        Muhammad Mahdi Akif (محمد المهدى عاكف) (2010 - 2004 -
8.        Muhammad Badie (2010 - )

Adapun landasan dari Ikhwanul Muslimin seperti pemikiran al-Banna, yaitu :[11]
1.        Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna)
2.        Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul qudwatuna)
3.        Al-Qur'an landasan hukum kami (Al-Quran dusturuna)
4.        Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna)
5.        Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina)
Mereka berdakwah kepada Allah. Komitmen dengan firman Allah Taala, “Serulah mereka ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik” (An-Nahl:125)
Walaupun begitu, Ikhwanul Muslimin tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tidak meninggalkannya. Sebagai organisasi Islam moderat, Ikhwanul Muslimin diterima oleh segala lapisan dan pergerakan. Ikhwanul Muslimin menekankan adaptasi Islam terhadap era globalisasi. Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup delapan aspek yang mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang mereka anut, yaitu Dakwah salafiyah (dakwah salaf), Thariqah sunniyah (jalan sunnah), Hakikat shufiyah (hakikat sufi), Hai'ah siyasiyah (lembaga politik), Jama'ah riyadhiyah (kelompok olahraga), Rabithah 'ilmiyah tsaqafiah (ikatan ilmiah berwawasan), Syirkah iqtishadiyah (perserikatan ekonomi), dan Fikrah ijtima'iyah (pemikiran sosial).

C.     Periode perkembangan Ikhwanul Muslimin[12]
1.      Perkembangan 1930-1948
Pada tahun 1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimin dibuat dan disahkan pada Rapat Umum Ikhwanul Muslimin pada 24 September1930. Pada tahun 1932, struktur administrasi Ikhwanul Muslimin disusun dan pada tahun itu pula, Ikhwanul Muslimin membuka cabang di Suez, Abu Soweir dan al-Mahmoudiya. Pada tahun 1933, Ikhwanul Muslimin menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib.
Kemudian pada tahun 1934, Ikhwanul Muslimin membentuk divisi Persaudaraan Muslimah. Divisi ini ditujukan untuk para wanita yang ingin bergabung ke Ikhwanul Muslimin. Walaupun begitu, pada tahun 1941 gerakan Ikhwanul Muslimin masih beranggotakan 100 orang, hasil seleksi dari Hassan al-Banna. Pada tahun 1948, Ikhwanul Muslimin turut serta dalam perang melawan Israel di Palestina. Saat organisasi ini sedang berkembang pesat, Ikhwanul Muslimin justru dibekukan oleh Muhammad Fahmi Naqrasyi, Perdana Menteri Mesir tahun 1948. Berita penculikan Naqrasyi di media massa tak lama setelah pembekuan Ikhwanul Muslimin membuat semua orang curiga pada gerakan Ikhwanul Muslimin.
2.      Perkembangan 1950-1970
Pada tahun pada 12 Februari 1949 pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al-Banna meninggal dunia karena dibunuh. Kemudian, tahun 1950, pemerintah Mesir merehabilitasi organisasi Ikhwanul Muslimin. Pada saat itu, parlemen Mesir dipimpin oleh Mustafa an-Nuhas Pasha. Parlemen Mesir menganggap bahwa pembekuan Ikhwanul Muslimin tidak sah dan inkonstitusional. Ikhwanul Muslimin pada tahun 1950 dipimpin oleh Hasan al-Hudhaibi. Kemudian, tanggal 23 Juli 1952, Mesir dibawah pimpinan Muhammad Najib bekerjasama dengan Ikhwanul Muslimin dalam rencana menggulingkan kekuasaan monarki Raja Faruk pada Revolusi Juli. Tapi, Ikhwanul Muslimin menolak rencana ini, dikarenakan tujuan Revolusi Juli adalah untuk membentuk Republik Mesir yang dikuasai oleh militer sepenuhnya, dan tidak berpihak pada rakyat. Karena hal ini, Jamal Abdul Nasir menganggap gerakan Ikhwanul Muslimin menolak mandat revolusi. Sejak saat ini, Ikhwanul Muslimin kembali dibenci oleh pemerintah.
3.      Perkembangan 1970-sekarang
Ketika Anwar Sadat mulai berkuasa, anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara mulai dilepaskan. Menggantikan Hudhaibi yang telah meninggal pada tahun 1973, Umar Tilmisani memimpin organisasi Ikhwanul Muslimin. Umar Tilmisani menempuh jalan moderat dengan tidak bermusuhan dengan penguasa. Rezim Hosni Mubarak saat ini juga menekan Ikhwanul Muslimin, dimana Ikhwanul Muslimin menduduki posisi sebagai oposisi di Parlemen Mesir.

D.     Pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Bisa dilihat dari pemikiran utama Ikhwanul Muslimin berikut. Ia merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa Islam adalah dien yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekedar agama yang mengurusi ibadah ritual (salat, puasa, haji, zakat, dll) saja.
Dalam perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya (bukan tujuan), sebagaimana kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya adalah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang mengikuti proses pemilu di negara tersebut[13].

1.   Al-Ikhwan Berbeda & Menolak Al-Qaeda
Di berbagai media khususnya media negara-negara Barat, Ikhwanul Muslimin sering dikait-kaitkan dengan Al-Qaeda. Pada faktanya, Ikhwanul Muslimin berbeda jauh dengan Al-Qaeda. Ideologi, sarana, dan aksi yang dilakukan oleh Al-Qaeda secara tegas ditolak oleh pimpinan Ikhwanul Muslimin.Ikhwanul Muslimin lebih mendukung ide perubahan dan reformasi melalui jalan damai dan dialog yang konstruktif yang bersandarkan pada al-hujjah (alasan), al-mantiq (logika), al-bayyinah (jelas), dan ad-dalil (dalil). Kekerasan atau radikalisme bukan jalan perjuangan Ikhwanul Muslimin, kecuali jika negara tempat Ikhwanul Muslimin berada, terancam penjajahan dari bangsa lain. Inipun, kekerasan di sini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai perlawanan, bukan radikalisme atau kekerasan sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok teroris. Sebagai contoh adalah Hamas yang merupakan perpanjangan tangan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Syekh Ahmad Yassin pendiri Hamas adalah tokoh Ikhwanul Muslimin.
2.   Mengutuk Terorisme
Al-Ikwan Al-Muslimun mengutuk segala bentuk kriminalitas yang disebut dengan terorisme di seluruh belahan bumi di dunia Arab dan Islam, sebagaimana di belahan negara lainnya di dunia, seperti yang telah terjadi di New York dan Washington DC pada Serangan 11 September 2001. Begitu juga Al-Ikhwan sangan mengecam peristiwa anarkisme yang terjadi di Riyadh, Bali, Madrid dan lainnya Dengan sangat jelas Al-Ikhwan mengumumkan bahwa tindakan-tindakan kriminalitas seperti itu sama sekali tidak didukung oleh Syariat, Agama, dan Undang-undang manapun.
3.   Al-Ikhwan Bukan Wahabi
Di berbagai media, Ikhwanul Muslimin juga sering dikait-kaitkan dengan gerakan Wahabi. Pada faktanya, antara Al-Ikhwan dengan Wahabi berbeda jauh. Pengkait-kaitan Al-Ikhwan dengan Wahabi pada dasarnya disebabkan adanya kesamaan nama. Di dalam sejarah Wahabi di Arab Saudi, mereka memang pernah memiliki pasukan tempur yang bernama Al-Ikhwan, nama yang sama persis dengan Al-Ikhwan yang di Mesir.
Seorang penulis bernama Robert Lacey dalam catatan kaki bukunya yang berjudul "Kerajaan Pertrodolar Saudi Arabia" di halaman 180 sudah mewanti-wanti bahwa kelompok Al-Ikhwan dari Nejd ini tidak ada kaitannya dan tak boleh dicampuradukkan dengan Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dibentuk di Mesir pada tahun 1930-an dan masih aktif sampai saat ini. Secara pemikiran pun antara Ikhwanul Muslimin dengan Wahabi saling bertolak belakang. Ikhwanul Muslimin masuk ke dalam wilayah politik dalam perjuangannya (bahkan membentuk partai politik), sedangkan Wahabi sebaliknya, yaitu antipati terhadap partai politik.

E.      Tujuan dari Ikhwanul Muslimin
Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya :
1.      Sosok individu muslim dengan mengacu 10 muwashafat:
a.     saliimul 'aqiidah ('aqidah yang selamat)
b.     shahihul 'ibadah (ibadah yang shahih)
c.     matiinul khuluuq (akhlak yang mantap)
d.     qaadirun 'alalkasbi (mampu bekerja)
e.     mutsaqaful fikr (berpengetahuan luas)
f.       qawiyyul jism (tubuh yang kuat)
g.     hafiizhun 'ala waqtihi (sangat menjaga waktunya)
h.     mujahidun li nafsihi (berjihad dengan dirinya sendiri)
i.       munazhamun syu'unihi (teratur urusannya)
j.       naafi'un lighirihi (bermanfaat kepada orang lain)
2.      Rumah Tangga islami
a.    Didik keluarga dengan cara Islam & hormat fikrah
b.    Dahulukan kewajiban & Tanggungjawab
3.      Masyarakat Islami
a.       kembang aspek dan budaya Islam dlm msykt
b.      Amar Makruf Nahi Munkar
4.      Pemerintahan yang Islamiyah
5.      Menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, dengan menyatukan negara-negara Islam
6.      Membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam

F.      Ikhwanul Muslimin di Indonesia[14]
Ikhwanul Muslimin masuk ke Indonesia melalui jamaah haji dan kaum pendatang Arab sekitar tahun 1930. Pada zaman kemerdekaan, Agus Salim pergi ke Mesir dan mencari dukungan kemerdekaan. Waktu itu, Agus Salim menyempatkan untuk bertemu kepada sejumlah delegasi Indonesia. (Templat:Hassan, M.Z. 1980. Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Bulan Bintang. Jakarta. Hal. 220). Agus Salim, Ketua Delegasi RI, bersama H. Rasyidi menyampaikan terima kasih bangsa Indonesia kepada Syaikh Hasan Al-Banna, Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimun, yang kuat sekali menyokong perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ikhwanul Muslimin memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. Atas desakan Ikhwanul Muslimin, negara Mesir (masih dalam status belum sepenuhnya merdeka - en:Unilateral Declaration of Egyptian Independence, Mesir merdeka penuh dari Inggris pada tanggal 18 Juni 1953) menjadi negara pertama yang mengakui secara de facto (bukan de jure) kemerdekaan Republik Indonesia, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.. Hal ini akhirnya diikuti oleh beberapa negara dengan status seperti Mesir dan akhirnya Vatican sebagai negara berdaulat penuh yang pertama mengakui Indonesia.Dengan demikian, lengkaplah syarat-syarat sebuah negara berdaulat bagi Republik Indonesia.
Ikhwanul Muslimin kemudian semakin berkembang di Indonesia setelah Muhammad Natsir mendirikan partai yang memakai ajaran Ikhwanul Muslimin, yaitu Partai Masyumi.
Partai Masyumi kemudian dibredel oleh Soekarno dan dilarang keberadaannya. Kemudian pada Pemilu tahun 1999 berdiri partai yang menggunakan nama Masyumi, yaitu Partai Masyumi Baru dan Partai Politik Islam Indonesia Masyumi (PPII Masyumi). Selain itu berdiri juga Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan (PK) yang sebelumnya banyak dikenal dengan jamaah atau kelompok Tarbiyah. PBB mendeklarasikan partainya sebagai keluarga besar pendukung Masyumi. Sedangkan menurut Yusuf Qaradhawi, Partai Keadilan (kini berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera atau PKS) merupakan perpanjangan tangan dari gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir yang mewadahi komunitas terbaik kalangan muda intelektual yang sadar akan agama, negeri, dunia, dan zamannya. Namun tulisan ulama yang kini bermukim di Qatar itu belum pernah mendapat konfirmasi dari para pengurus DPP PKS. Jika dilihat dari Piagam Deklarasi PKS dan AD/ART PKS, PKS tidak pernah menyebutkan hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.
Selain partai-partai di atas, ada juga ormas Islam di Indonesia yang terinspirasi dari Ikhwanul Muslimin ini, paling tidak itu terlihat dari nama ormas tersebut. Ormas yang dimaksud, antara lain adalah Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) yang berafiliasi ke PPP, dan Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI). Parmusi saat ini diketuai oleh Bachtiar Chamsyah. Sedangkan IMI yang dideklarasikan di Depok pada tahun 2001, diketuai oleh Habib Husein Al Habsyi.
Lalu pada Pemilu tahun 2004, Partai Masyumi Baru dan PPII Masyumi tidak dapat mengikuti pemilu lagi karena tidak lolos electoral threshold. Partai Masyumi Baru bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PBB masih dapat terus mengikuti pemilu. Sedangkan PK mengikuti Pemilu 2004 setelah berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Setelah pemilu 2004, PBB hampir tidak bisa mengikuti pemilu 2009 karena tidak lolos electoral threshold. Pada akhirnya PBB bisa mengikuti pemilu 2009 sebagaimana PKS dan PPP yang masih dapat terus mengikuti pemilu 2009 karena lolos electoral threshold.
Jadi secara umum, Ikhwanul Muslimin cukup banyak memberikan inspirasi pada organisasi-organisasi di Indonesia. Namun tidak jelas mana yang benar-benar berhubungan secara resmi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Jika diringkas, organisasi di Indonesia yang terinspirasi dari Ikhwanul Muslimin antara lain:
1.      Partai Masyumi
3.      Partai Masyumi Baru (1998)
5.      Partai Bulan Bintang (1998)
6.      Partai Keadilan (1998)
7.      Ikhwanul Muslimin Indonesia (2001)
8.      Partai Keadilan Sejahtera (2002)




IV.              KESIMPULAN
Hasan Al-Banna lahir tahun 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah Mesir. Ayahnya bernama Syekh Ahmad Abdurrahman al-Banna adalah seorang ulama fiqih dan ahli hadits. Masa hidup al-Banna tidak lama, yaitu hanya 43 tahun.  Ia dibunuh pada 12 Februari 1949 oleh polisi Mesir, atas perintah Raja Farouk I. 
Hassan Al Banna mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan manifestasi dari sikap beliau dan sahabat-sahabatnya yang anti terhadap kejahilan Ummat Islam.

Adapun Periode perkembangan Ikhwanul Muslimin dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1.      Perkembangan 1950-1970
2.      Perkembangan 1930-1948
3.      Perkembangan 1970-sekarang
Pemikiran-pemikiran Ikhwanul Muslimin :
1.        Al-Ikhwan Berbeda & Menolak Al-Qaeda
2.        Mengutuk Terorisme
3.        Al-Ikhwan Bukan Wahabi

Adapun tujuan dari Ikhwanul Muslimin adalah :
1.       Sosok individu muslim dengan mengacu 10 muwashafat
2.      Rumah Tangga islami
3.      Masyarakat Islami
4.      Pemerintahan yang Islamiyah
5.      Menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, dengan menyatukan negara-negara Islam
6.      Membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam
secara umum, Ikhwanul Muslimin cukup banyak memberikan inspirasi pada organisasi-organisasi di Indonesia. Namun tidak jelas mana yang benar-benar berhubungan secara resmi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Jabari, Abdul Muta’al. 1986. Pembunuhan Hasan al-Banna. ____: Pustaka.
Mahrus, Syamsul Kurniawan & Erwin. 2013. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Mohammad, Herry dkk. 2006. Tokoh-tokoh Islam Yang berbengaruh Abad 20. Jakarta :
Gema Insani.
www.al-ikhwan.net, diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB
http://assunnah.cjb.net, diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB
http://Hidayatullah.com.htm , diambil pada tanggal 29 September 14 pukul 21.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin,diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul
12.45 WIB


[1] Herry Mohammad dkk,Tokoh-tokoh Islam Yang berbengaruh Abad 20, (Jakarta : Gema Insani, 2006), hlm. 201
[2] Syamsul Kurniawan & Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 156
[3] Herry Mohammad dkk,Tokoh-tokoh Islam Yang berbengaruh Abad 20, (Jakarta : Gema Insani, 2006), hlm. 203
[4] Herry Mohammad dkk,Tokoh-tokoh Islam Yang berbengaruh Abad 20, (Jakarta : Gema Insani, 2006), hlm. 203
[5] Abdul Muta’al al-Jabari, Pembunuhan Hasan al-Banna, (____: Pustaka, 1986), hal. 164-165
[6] http://Hidayatullah.com.htm , diambil pada tanggal 29 September 14 pukul 21.00 WIB
[7] http://assunnah.cjb.net, diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB
[8] Syamsul Kurniawan & Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 159
[9] Syamsul Kurniawan & Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 159
[10] www.al-ikhwan.net, diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB
[11] Syamsul Kurniawan & Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 161

[12]http://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin,diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB

[13] www.al-ikhwan.net, diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB
[14]http://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin,diambil pada tanggal 28 Sep. 14 , pukul 12.45 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian,Objek,Ruang lingkup serta Sejarah dan Pertambahan Ulumul Qur'an

PENGERTIAN, OBJEK, RUANG LINGKUP, SERTA SEJARAH DAN PERTAMBAHAN ULUMUL QUR’AN MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Qur’an Dosen Pengampu: M ufidah , M.Pd.i DI SUSUN OLEH : 1.     MUSTOFA                              ( 133111043 ) 2.     YUSUF   HAMDANI                ( 133111044 ) 3.     SITI CHAIZATUL   M.            ( 133111045 ) 4.     USWATUN   KHASANAH      ( 133111046 ) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN WALISONGO SEMARANG 2013 I.        PENDAHULUAN Al-Quran adalah kitab suci umat Islam. Diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Kita...

Mengatasi kelemahan tes obyektif dan subyektif

UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGATASI KELEMAHAN-KELEMAHAN TES OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF TUGAS Mata kuliah : EVALUASI PEMBELAJARAN Dosen Pengampu : Drs. H. Karnadi M.Pd. DI SUSUN OLEH : Khairul Anam                               (133111038) Siti Chaizatul Munasiroh             ( 133111045) Laila Romdhoningsih                  (133111073) Faizatul Dina                                (133111135) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015 A.      Kelema...

FILSAFAT SUHRAWARDI

PEMIKIRAN FILSAFAT SUHRAWARDI (1153-1191 M) MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Filsafat Islam Dosen Pengampu: Dr. Mahfud Junaedi, M. Ag.   DI SUSUN OLEH : 1.       SITI CHAIZATUL MUNASIROH             ( 133111045) 2.       AGUNG SUPRAYITNO                           (133111051 ) 3.       DEWI HUSNAWATI                                 (133111079 ) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN WALISONGO SEMARANG 2014 I.          PENDAHULUAN Ketika filsafat muncul dalam kehid...