Langsung ke konten utama

Mengatasi kelemahan tes obyektif dan subyektif



UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGATASI KELEMAHAN-KELEMAHAN TES OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF

TUGAS
Mata kuliah : EVALUASI PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Drs. H. Karnadi M.Pd.



DI SUSUN OLEH :
Khairul Anam                              (133111038)
Siti Chaizatul Munasiroh            ( 133111045)
Laila Romdhoningsih                 (133111073)
Faizatul Dina                               (133111135)




FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015


A.     Kelemahan obyektif
1.      Testee main spekulasi atau menerka-nerka
2.      Menyusunya sukar
3.      Biaya administrasi besar
4.      Kerjasama mengerjakan lebih terbuka
B.     Cara menangani kelemahan tes objektif
1.      Kesulitan menyususn tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus-menerus sehingga semakin lama semakin terampil.[1]
2.      Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan nomor dua.
3.      Menggunakan NORMA (standar) penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan (guessing) yang bersifat spekulatif itu.[2]
4.      Mengenai masalah biaya administrasi besar bisa diatasi dengan memperbanyak soal dengan cara memfotokopi bolak-balik dan diperkecil.
5.      Kerjasama dalam mengerjakan soal bisa diatasi dengan menjauhkan tempat duduk peserta didik yang satu dengan yang lain dan gurupun ikut aktif memperhatikan peserta didik dengan cermat.
C.     Kelemahan Subyektif
1.      Pemberian skor subyektif
2.      Materi tes terbatas
3.      Jawab panjang waktu lama
4.      Mengoreksinya sukar
5.      Kadar validitas dan reliabilitas soal rendah
D.     Cara menangani kelemahan tes subjektif
1.      Upaya menangani Pemberian skor subyektif, adalah dengan menyusun sistem pemberian skor yang objektif dan menjelaskannya kepada para sisiwa pesrta tes, juga menjelaskaan kepada mereka seberapa besar nilai setiap pertanyaan.
2.      Upaya menangani Materi tes terbatas, hendaknya soal- soal tes dapat meliputi ide- ide pokok yang mewakili materi pembelajaran yang akan di teskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komperehensif.[3]
3.      Upaya untuk mengatasi jawaban panjang yaitu dengan menyeimbangkan anatara jumlah pertanyaan esay yang memerlukan jawaban panjang dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban pendek. Sedangkan untuk mengatasi waktu lama yaitu dengan memberikan waktu yang cukup kepada siswa. Berikan pilihan pertanyaan kepada para siswa, misalnya siswa menjawab hanya tiga pertanyaan dari lima pertanyaan yang disediakan, sesuai pilihan dan kemampuan mereka.[4]
4.      Mengatasi dalam mengoreksi sukar bisa dengan saat menyusun soal, hendaknya soal- soal itu sudah dilengkapi dengan kuncinjawaban serta pedoman penilaiannya.[5] Dan hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk itu pertanyaan tidak boleh terlalu umum, tetap spesifik.[6]
5.      Upaya mengatasi kadar validitas dan reliabilitas rendah bisa dengan cara, Pada tahap pertama soal yang telah dibuat diberikan kepada ahli evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk di review, ditelaah dan dianaliasis. Validator dan Reliabilitator ahli yang baik, tentu akan berusaha mereview secara optimal dan memberi masukan perbaikan. Tahap kedua merevisi soal yang telah di validasi ahli termasuk mengakomodasi masukan atau saran demi perbaikan soal. Tahap ketiga, melakukan uji coba lapangan dalam evaluasi pembelajaran di kelas, perangkat yang telah direvisi digunakan untuk mengevaluasi dan menilai pembelajaran sehingga diketahui nilai dan proses hasil pembelajaran di kelas tempat uji coba. Data nilai (hasil) belajar dianalisis. Tahap keempat mengembangkan soal yang telah di revisi berdasarkan hasil uji coba lapangan sehingga menghasilkan soal final yang bagus dan siap digunakan untuk melakukan tes.[7]
Untuk menghaindari kemungkinan ini pengetes harus dapat menyusun tesnya dengan teliti dan baik sehingga tes atau pertanyaan- pertanyaan itu benar- benar dapat merangsang berpikir anak- anak.[8]





DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Assesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip- Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda karya
Widoyoko, Eko Putro. 2009.  Evaluasi  Progam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar



[1]  Eko Putro Widoyoko,  Evaluasi  Progam Pembelajaran,  (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm. 50.
[2] Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan,  (Jakarta: Bumi Aksara. 2007) , hlm. 165.
[3] Suharsini dan Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, …hlm. 163.
[4] Ismet Basuki dan Hariyanto, Assesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 37- 38.
[5]  Suharsini dan Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, …hlm. 163.
[6]  Suharsini dan Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, …hlm. 164.
[7] Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 108.
[8] M. Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2010), hlm. 39.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian,Objek,Ruang lingkup serta Sejarah dan Pertambahan Ulumul Qur'an

PENGERTIAN, OBJEK, RUANG LINGKUP, SERTA SEJARAH DAN PERTAMBAHAN ULUMUL QUR’AN MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Qur’an Dosen Pengampu: M ufidah , M.Pd.i DI SUSUN OLEH : 1.     MUSTOFA                              ( 133111043 ) 2.     YUSUF   HAMDANI                ( 133111044 ) 3.     SITI CHAIZATUL   M.            ( 133111045 ) 4.     USWATUN   KHASANAH      ( 133111046 ) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN WALISONGO SEMARANG 2013 I.        PENDAHULUAN Al-Quran adalah kitab suci umat Islam. Diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Kitab terakhir ini merupakan sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap Muslim. Al-Quran bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya ( Hablum min Allah wa hablum min an-nas ), serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara s

Manajemen dan Penilaian Kinerja

BAB I PENDAHULUAN A.           Latar Belakang Kinerja karyawan merupakan masalah yang sentral dalam keidupan sebuah organisasi karena sebuah organisasi atau perusahaan akan mampu mencapai tujuan atau tidak, sangat tergantung pada sebaik apa kinerja yang ditunjukkan oleh para karyawannya. Karyawanlah yang akan menentukan apakah sumber daya orgasisasi yang lain, seperti gedung-gedung, mesin, peralatan kerja, uang, bahan baku, dan lain-lain dapat memberikan kontribusi optimal atau tidak terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi. Strategi apapun yang dipilih oleh organisasi dalam menjalankan bisnisnya terutama apabila strategi yang dipilih adalah deferensiasi atau bisnis bidang jasa, maka unsur karyawan memiliki posisi yang sentral, mereka menjadi penentu keberhasilan bisnis yang dijalankan. Pentingnya peranan kinerja seorang karyawan terhadap tujuan organisasi tersebut, membuat sebuah organisasi perlu untuk menerapkan manajemen beserta penilaian kinerja yang baik, transparan s