MAKALAH
REVIEW BOOK ( RESENSI BUKU )
Disusun guna memenuhi
Tugas
Mata Kuliah : Karya
Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu: M.
Rikza Chamami,M.Si
Disusun
Oleh :
1.
Siti chaizatul Munasiroh (
133111045 )
2.
Uswatun khasanah (
133111046 )
3.
Maulana arif setyawan
( 133111047 )
4.
Syamsul maarif (
133111048 )
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
TAHUN 2013
I.
PENDAHULUAN
Masalah budaya baca (reading habit) selalu menjadi problem setiap Negara.
Sebab jika diprosentase, mereka yang suka membaca dengan yang tidak
perbedaannya sangat tajam. Artinya, yang suka membaca jumlahnya sedikit,
sementara yang tidak suka membaca jauh lebih banyak. Masalah ini akan sangat
terasa lagi bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Budaya baca akan
sangat berkaitan erat dengan kemajuan bidang pendidikannya, semakin maju
pendidikan di suatu Negara akan menjunjukkan semakin baik tingkat budaya
bacanya.
Sering seseorang yang ingin membaca buku bingung, untuk apa membaca.
Membaca dianggap tidak punya keuntungan pragmatis dan saat itu juga. Tapi pada
makalah ini kami ingin membuka cakrawala pembaca tentang keluasan dan
kemanfaatan membaca, khususnya untuk menulis resensi buku yang banyak
manfaatnya untuk para pembaca ketahui. Membaca buku meresensinya itu bisa mendatangkan keuntungan pragmatis
misalnya mendapatkan penghasilan dan juga bisa sebagai jembatan menjadi penulis
artikel terkenal.
Dari latar belakang di atas, maka pada makalah ini akan kami paparkan
lebih dalam mengenai resensi buku.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa pengertian dan
ruang lingkup dari Review book?
B.
Apa tujuannya?
C.
Bagaimana
langkah penyusunannya?
D.
Bagaimana
sistematika dan contohnya?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan ruang
lingkup dari Review book
Kebanyakan orang ingin mendapatkan hasil yang instan
dan keuntungan sesegera mungkin dari apa yang dilakukannya. Sehingga ketika dia
membaca buku pun akan bertanya apa keuntungan langsung dan segera yang didapat
dari membaca buku? Akibat pemikiran seperti inilah mengapa masyarakat kita
enggan untuk membangun budaya baca. Ini juga berarti, masyarkat kita belum
berpikir untuk jangka pendek yang bisa terlihat dan dinikmati segera
keuntungannya.
Memang diakui, membaca sebuah buku tidak selalu
segera diapatkan keuntungannya. Membaca buku adalah investasi masa depan yang jelas membutuhkan rentang waktu lama untuk
mendapatkan keuntungannya. Seseorang tentu akan mundur ketika disodori
buku-buku tentan gender sementara dia ssendiri tak berminat untuk
mempelajarinnya. Tetapi, seorang pembaca buku yang setia dia akan berusaha
untuk membaca apa saja. Sebab baginya, suatu saat nanti yang dibacanya akan
berguna. Orang dalam kelompok ini ibarat menanam pohon yang baru bisa dipetik
di masa datang dan bukan saat ia menanamnya.
Namun, ada juga keuntungan yang bisa cepat
didapatkan dari membaca, salah satunya yaitu, membaca untuk meresensi buku.
Artinya, seseorang membaca sebuah buku harus mempunyai tujuan untuk
meresensinya. Inilah yang membedakan pembaca pada umumnya dengan mereka yang
membaca untuk meresensi buku. Ada orang yang membaca untuk mencukupi kebutuhan
ruhani pikirannya, tetapi ada pula yang membaca untuk tujuan meresensi. Jika
orang memilih yang kedua, maka ia tidak saja mendapatkan banyak informasi yang
akan berguna di masa yang akan datang, tetapi ia juga akan mendapatkan keuntungan
cepat dari resensi yang dikirmkannya ke media massa. Dengan demikian, asumsi
bahwa membaca hanya untuk kepentingan masa depan juga tak seluruhnya benar.
Membaca untuk meresensi khususnya juga mempunyai keuntungan langsung.
Adapun pengertian Resensi Menurut KBBI adalah
pertimbangan atau pembicaraan tentang suatu karya kreatifitas, bisa berupa
buku, film, pagelaran seni, musik, dan lain-lain yang sifatnya baru terbit atau
launching.
Resensi secara bahasa artinya pertimbangan atau perbincangan (tentang)
sebuah buku (WJS. Poerwadarminta, kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984:821).
Perbincangan dimaksud berupa sebuah tulisan yang dimuat disurat kabar atau
majalah, berisi penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah buku,
menarik- tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan memberi dorongan kepada
khlayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimilik atau dibeli.[1]
Menurut
keraf (1997:274) Resensi adalah suatu
tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku. [2]
Menurut Isdriani K. Pudji, resensi adalah tulisan mengenai nilai sebuah
hasil karya atau buku. Pendapat yang senada juga disampaikan oleh
Oktavianawati, yang mengatakan bahwa “resensi adalah suatu tulisan atau ulasan
mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film,
kaset, CD, VCD, maupun DVD.[3]
Resensi
dilakukan bukan hanya pada buku saja, tetapi juga pada hasil karya-karya
lainnya seperti karya seni. Secara leksikal resensi artinya pertimbangan atau
pembicaran tentang buku. Sehubungan sebuah pertimbangan maka resensi sifatnya
hampir sama dengan kritik sastra. Oleh karena itu, dalam resensi harus ada
vonis tentang baik buruknya sebuah buku atau hasil karya. Buku itu baik dibaca
oleh siapa , kalangan mana atau tidak baik dibaca oleh siapa dan kalangan mana.
Agar bisa mengadakan pertimbangan pertimbangan dan memberikan keputusan secara
objektif, pembuat resensi harus memerhatikan factor-faktornya. Pertama, penulis
resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya. Kedua, penulis
resensi harus menyadari sepenuhnya apa maksud membuat resensi itu ( keraf,
1997:274 )[4]
Sedang
menurut Nurudin meresensi buku adalah kegiatan dengan memberikan penilaian
terhadap sebuah buku, menginformasikan data buku dengan tujuan menginformasikan
pada masyarakat lewat media massa (cetak atau elektronik ).[5]
Karena tujuannya memberikan informasi pada
masyarakat, maka meresensi buku tidak sekadar meringkas buku, tetapi juga
memberikan informasi lain agar masyarakat tertarik untuk membaca buku itu.
Termasuk di sini, penilaian peresensi buku atas buku yang dikajinya. Agar tidak
memberikan informasi sesat, penulis resensi juga bisa memberikan informasi
mengenai kekurangan buku tersebut.
Dalam kamus jurnalistik, resensi mempunyai
arti tulisan di media masa yang berisi penilaian tentang kelebihan atau
kekurangan sebuah karya tuli (buku), krya sastra (novel), atau karya seni
(film, sinema). Biasanya mengandung penilaian tentang tema dan isi, kritikan,
serta dorongan kepada publik perlu tidaknya membaca atau menonton
karya tersebut.[6]
Dalam bukunya yang berjudul Kiat Meresensi Buku
Di Media Cetak Nurudin memaparkan beberapa alasan mengapa harus meresensi
buku, yaitu untuk :
1.
Mendapat
penghasilan tambahan
2.
Meningkatkan
budaya baca
3.
Jalan menuju
penulis artikel
4.
Silaturrahami
antar penulis
Jadi kita tidak akan rugi kalau waktu kita gunakan untuk banyak-banyak
membaca, karena manfaatnya banyak sekali.
Dari pengertian dan alasan di atas tidak ada
salahnya jika kita juga mengenal tipe atau bentuk resensi buku, semuanya bertujuan untuk
menginformasikan isi buku tersebut. Tetapi masing-masing bentuk resensi akan
memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Adapun bentuk resensi dapat digolongkan sebagai berikut[7] :
1. Meringkas
Penulis resensi berusaha untuk berusaha meringkas dengan bahasa yang tidak bertele-tele.
Tujuan meringkas ini jelas memberikan informasi yang padat dan singkat pada
pembacanya. Sebab, tak jarang sebuah buku itu diuraikan secara panjang lebar.
Disinilah ketajaman dan kelihaian peresensi dibutuhkan.
Ia harus bisa
mencari main idea ( ide utama ) sebuah buku. Lalu mengaitkan antarbabnya. Untuk
mendukung resensi kita, ada baiknya membaca bagian penutupnya. Tak jarang ide
utama penulis buku ada di bagian ini. Akan tetapi, kita tidak boleh meniru
seratus persen kesimpulan itu. Tetapi apabila sama usahakan dengan bahasa dan
kalimat sendiri.
2. Menjabarkan
Adakalanya, sebuah buku teks sangat sulit dipahami oleh kebanyakan orang.
misalnya buku-buku terjemahan,buku-buku teks perguruan tinggi, termasuk juga
buku-buku filsafat. Tugas peresensi adalah menjabarkan (dengan bahasa sendiri)
tentang keseluruhan isi buku tersebut.
Oleh karena
itu, sebuah resensi buku akan lebih baik disajikan oleh mereka yang memang
benar-benar paham akan buku tersebut.
3. Menganalisis
Penulis resensi tidak sekedar meringkas dan memindahkan kata-kata dalam
buku dalam bahasa resensi. Lebih dari itu peresensi buku harus memberikan
wawasan tentang isi buku itu. Lebih dari itu metode penulisannya, cara
pemaparannya juga dikemukakan.
Kegiatan ini
jelas membutuhkan pengetahuan dan keahlian yang memadai. Hanya orang-orang yang
mempunyai pengetahuan dan ahli di bidangnya akan dengan mudah melakukan
analisis dalam tulisannya.
4. Membandingkan (Komparasi)
Meresensi buku juga bisa dilakukan dengan komparasi. Komparasi bisa
dilakukan dengan membandingkan buku itu dengan pengarang yang sama atau dengan
buku sejenis meskipun berbeda pengarang.
Komparasi juga
bisa dilakukan dengan buku-buku sejenis yang pernah terbit. Penulis resensi
bisa menunjukkan kelebihan buku yang tengah diresensi disbanding buku-buku
sebelumnya (pengarang yang sama ). Misalnya, apakah buku itu bisa menambah
kekurangan buku sebelumnya atau tidak, atau bahkan buku-buku itu hanya mengulang buku sebelumnya
dengan mengadakan kompilasi ( menggabungkan atau bahkan asal mengambil ) tanpa
diberi analisis baru atau data-data baru.
5. Memberi penekanan
Resensi bentuk ini biasanya digunakan untuk meresnsi buku-buku kumpulan
tulisan atau bunga rampai (satu penulis tapi beragam topik). Meresensi kumpulan
tulisan memang lebih sulit daripada meresensi satu orang dengan pemikiran utuh.
B.
Tujuan review book
Menurut Daniel Shamad ( 1997 ) tujuan
dari meresensi buku sebagai berikut[8] :
1. Memberikan informasi atau pemahaman
yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
2. Mengajak pembaca untuk memikirkan ,
merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problem yang muncul
dalam sebuah buku.
3. Memberikan pertimbangan kepada
pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
4. Menjawab pertanyaan yang timbul jika
seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti :
a.
Siapa
pengarangnya?
b.
Mengapa ia
menulis buku?
c.
Apa
pernyataannya?
d.
Bagaimana
hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?
e.
Bagaimana
hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang
lain?
5. Untuk segolongan pembaca resensi yang :
a.
Membaca agar
mendapatkan bimbingan dalam memilih buku-buku.
b.
Setelah membaca
resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam
resensi.
c.
Tidak ada waktu
untuk membaca buku kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.
C.
Langkah penyusunan
review book
Sebelum melakukan resensi buku alangkah
baiknya mengetahui dasar-dasarnya menulis resensi terlebih dahulu kemudian
melakukan langkah-langkah persiapan dan baru mulai pada langkah penyusunan.
Dalam menulis resensi sebuah karya baik itu buku ataupun film resensitor atau orang yang menulis resensi harus memahami dasar-dasar dalam
menulis resensi, seperti yang dianjurkan oleh Samsul (2003), yaitu:
Pertama, memahami atau menagkap tujuan (maksud) pengarang dengan karya yang
dibuatnya. Berhasil atau tidaknya kita menagkap tujuan dari sang penulis akan
menentukan bagus atau tidaknya resensi kita.
Kedua, memiliki tujuan dalam membuat resensi buku. Seperti dasar menulis
artikel pada umumnya, sebuah tulisan harus didasarkan sebuah tujuan. Begitu
juga dengan resensi. Tujuan itu bisa berupa mengajak orang-orang untuk inkut
membaca buku itu, ataupun bisa sebagai kritik dan masukan bagi sang penulis.
Ketiga, harus mengenal atau mengetahui selera dan tingkat pemahaman dari
para pembaca. Sebuah resensi buku Das Kapital-nya Karl Marx tidak
akan sesuai untuk pembaca koran lokal. Dengan memahami selera dan tingkat
pemahaman pembaca media masa yang dituju, kita dapat menyesuaikan pemilihan
buku dan gaya tulisan yang dapat diterima mereka.
Keempat, mempunyai pengetahuan dan menguasai disiplin ilmu pengetahuan
sebagai tolak ukur ketika mengemukakan keunggulan dan kelemahan buku. Menguasai
berbagai pengetahuan akan mempermudah kita menulis resensi yang memadai sesuai
dengan katagori buku tersebut. Seperti menulis resensi tentang ekonomi tentunya
kita harus mempunyai wawasan dan pengetahuan mengenai bidang tersebut.
Kelima, jadilah pengamat buku sekaligus kolektor buku. Bagus atau tidaknya
sebuah buku akan relatif berbeda tiap orang. Memberikan perbandingan dengan
buku lain akan mempermudah kita dan pembaca dalam menentukan tolak ukur kadar
kualitas buku yang diresensi.[9]
Adapun langkah-langkah persiapan sebelum melakukan
resensi adalah :
1.
Bertanya pada
orang lain
Ada pepatah yang sangat masyhur kita kenal “Malu bertanya sesat di jalan”
artinya jika kita memang belum tahu tentang sesuatu jangan malu untuk bertanya.
Untuk menulis resensi kita akan membutuhkan banyak informasi tentang bagaimana
penyusunan referensi yang baik, tema apa yang bagus, bagaimana cara mengirim,
dan lain-lain. Berbagai pertanyaan ini jangan dibiarkan, semua akan terjawab
jika kita mau bertanya. Meskipun cara ini bisa diatasi dengan membaca buku
tetapi dengan hanya membaca buku belum cukup, untuk itu bertanya kepada orang
lain yang sudah pernah mempunyai
pengalaman meresensi akan sangat membantu.
2.
Sering pergi ke
toko buku
Untuk mengetahui buku-buku baru yang beredar kita harus sering
mengunjungi toko buku ini akan membantu kita untuk selalu up to date dalam
meresensi sebuah buku. Jika perlu kita bertanya kepada petugas , bisa jadi ada
buku baru tetapi kita tidak melihatnya.
3.
Sering membaca koran
Selain pergi ke toko buku kita juga dapat membaca Koran yang
menginformasikan tentang buku-buku yang baru terbit. Dengan membaca rubrik
resensi buku kita juga akan mengetahui mana buku yang sudah diresensi dan mana
yang belum. Membaca rubrik resensi di Koran juga akan menambah pengetahuan kita
tentang karakter-karakter resensi buku pada Koran tersebut.
4.
Tumbuhkan minat
baca pada buku yang akan diresensi
Proses meresensi buku akan menghasilkan resensi yang baik jika antara
penulis resensi dengan buku itu mempunyai hubungan yang intim dan akrab. Jika
kita sudah senang terlebih dulu dengan buku yang akan diresensi maka kita akan
berantusias dalam melakukan proses resensi tersebut.
Berikut ini adalah langkah-langkah
yang digunakan untuk membuat resensi buku:
1. Melakukan penjajakan atau pengenalan
buku yang diresensi, meliputi:
a. Tema buku yang diresensi, serta
deskripsi buku.
b. Siapa penerbit yang menerbitkan buku
itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format
hingga harga.
c. Siapa pengarangnya: nama, latar
belakang pendidikan, reputasi dan presentasi buku atau karya apa saja yang
ditulis sampai alasan mengapa ia menulis buku itu.
d. Penggolongan / bidang kajian buku
itu: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat,
bahasa, sastra, atau lainnya.
2. Membaca buku yang akan diresensi
secara menyeluruh, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu
dipahami dengan tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang
memerlukan perhatian khusus dan menentukan bagian-bagian yang akan dikutip
sebagai data acuan.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari
buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap atau penilaian
terhadap hal-hal berikut ini:
a. Organisasi atau kerangka penulisan;
bagaimana hubungan antar bagian satu dengan lainnya, bagaimana sistematika, dan
dinamikanya.
b. Isi pernyataan; bagaimana bobot
idenya, seberapa kuat analisanya, bagaimana kelengkapan penyajian datanya, dan
bagaimana kreativitas pemikirannya.
c. Bahasa; bagaimana ejaan yang
disempurnakan diterapkan, bagaimana penggunaan kalimat dan ketepatan pilihan
kata di dalamnya, terutama untuk buku-buku ilmiah.
d. Aspek teknis; bagaimana tata letak,
bagaimana tata wajah, bagaimana kerapian dan kebersihan, dan kualitas
cetakannya (apakah ada banyak salah cetak). Sebelum melakukan penilaian, alangkah baiknya
jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) dari resensi itu.
Outline ini akan sangat membantu kita ketika menulis.
6. Mengoreksi dan merevisi hasil
resensi dengan menggunakan dasar- dasar dan kriteria-kriteria yang telah kita
tentukan sebelumnya.[10]
D.
Sistematika dan Contoh
review book
Sistematika penulisan resensi hampir sama dengan penulisan laporan buku,
yakni pendahuluan, isi, komentar, simpulan dan penilaian.[11]
1.
Pendahuluan
Pada bab ini penulis memberikan gambaran tentang identitas buku yang
dibaca, seperti judul resensi, judul asli, penulis atau penerjemah, tahun
terbit, nama penerbit, dan jumlah halaman. Selain itu, penulis menjelaskan
alasan pemilihan buku tersebut.
Judul resensi buku setidak-tidaknya
bisa menggambarkan keseluruhan isi buku. Judul harus ilmiah populer, sebab
bahasa media itu ilmiah populer. Ilmiah artinya ia tidak terlalu ngepop, tetapi
juga tidak terlalu ilmiah sekali. Judul ngepop misalnya seperti “bahasa gaul”
yang sering dijumpai pada judul-judul artikel majalah, tabloid atau media cetak
lain yang pasarnya Anak Baru Gede (ABG). Bahasa resensi juga tidak terlalu
ilmiah. Bahkan kalau bisa, menghindari pemakaian kata-kata asing yang
berkebihan.[12]
2.
Isi
Pada bab ini penulis mengemukakan isi buku yang dibacanya sebagai bukti
pemahaman atau ringkasan penulis terhadap buku tersebut. untuk mengetahui isi
dari buku tersebut kita perlu mencari ide utama yang disampaikan penulisnya.
Ide utama itu dijadikan sebagai alat pemikat di awal paragraph, ini dimaksudkan
agar pembaca tertarik dengan ide utama apa yang ditulis oleh penulis buku itu.
Artinya, jika pembaca resensi ingin mengetahui lebih mendalam, mereka harus
membaca resensi itu secara utuh. Tetapi, kalaupun mereka tidak mau membaca
keseluruhan, minimal mereka telah mengetahui pokok persoalan yang dikemukakan
dalam buku tersebut.
3.
Komentar
Pada bagian ini penulis memberikan komentarnya untuk mendemonstrasikan
kemampuan penulis dalam menganalisi, menarik inferensi, dan menilai sumber yang
dibacanya.
4.
Simpulan
Di sini penulis memberikan simpulan tentang buku yang dibaca atau implikasi terhadap studi yang
ditekuninya.
5.
Penilaian
Memutuskan baik dan buruknya buku itu dibaca oleh siapa dan kalangan
mana. Hal tersebut harus disertai dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan dan
kekurangan-kekurangan buku itu dengan penuh tanggung jawab.pernyataan tersebut
harus didasari oleh kriteria-kriteria dan pendapat-pendapat yang masuk akal dan
dapat diterima oleh orang banyak.
Contoh Resensi buku :
Valentino Rossi ( Andai aku tak pernah mencobanya )
Judul :
The Autobiography of Valentino Rossi :
What if I had never tried it.
Penerjemah : Doni
suseno
Tahun terbit :
Februari 2006
Penerbit :
UFUK PRESS, Jakarta
Jumlah halaman : 302
Penulis memilih buku ini karena sangat digemari oleh
anak muda terutama penggemar otomotif. Selain itu, buku tersebut yang
mengungkap rahasia perpindahan Valentino Rossi dari tim Honda ke tim Yamaha
yang selama ini tidak terungkap oleh media massa. Dikutip dengan perubahan dari
harian umum pikiran rakyat tgl. 29 mei 2006, hlm. 27.
Kemenangan demi kemenangan yang
telah diraih Rossi bersama Honda membuat mereka yang berkecimpung dalam tim
Honda mulai beranggapan bahwa yang menentukan sebuah kemenangan adalah mesin
motor, bukan pembalapnya. Mereka membandingkan dengan Yamaha, salah satu
pesaingnya yang tidak pernah memenangkan satu balapan pun karena mesin motomya
memang kalah cepat dari Honda.
Anggapan yang menentukan sebuah kemenangan adalah
mesin motor, bukan pembalapnya, tidak bisa diterima. Karena manusialah faktor
terpenting dibandingkan mesin sehebat apapun. Sebab, bagaimanapun, pembalaplah
bagian utama dalam memaksimalkan kinerja motor. Buktinya sejarah mencatat, pada bulan April 2004 di sirkuit
Welkom, Afrika Selatan, Rossi membuktikan hal yang dikira banyak orang
mustahil, ia menjadi juara bersama tim Yamaha.
Tim Honda terlalu membanggakan mesin Honda dan
kurang menghargai kemampuan manusia, itulah yang menjadi pemicu sang juara
motor GP ini pindah ke tim motor lain. Beliau merasa tidak dihargai kemengannya
juara dunia motor GP dua kali berturut-turut. Akhirnya Rossi pindah ke tim
Yamaha dan itulah suatu pilihan yang tepat meskipun sebelumnya pernah mengincar
tim Ducati.
Buku ini mengungkap rahasia perpindahan Valentino
Rossi dari tim Honda ke tim Yamaha yang selama ini tidak terungkap oleh media
massa. Dalam buku ini tersirat pesan tidak menghargai kemampuan manusia yang
harus dihindari oleh saudara. Seperti yang diungkapkan oleh tim Honda “
kemenangan demi kemengangan yang telah diraih Rossi bersama Honda yang
menentukan kemenangan adalah mesin motor, bukan pembalapnya”. Anggapan
menentukan sebuah kemenangan adalah mesin motor, bukan pembalapnya, tidak bisa
diterima. Karena manusialah factor terpenting dibandingkan mesin sehebat
apapun. Sebab, bagaimanapun pembalaplah bagian utama dalam memaksimalkan
kinerja motor.
Berdasarkan isi , bahasa yang digunakan, teknik yang
dipakai dan tujuan penulisannya, maka buku ini sangat baik dibaca oleh para
anak muda terutama pecinta otomotif.
IV.
KESIMPULAN
Resensi Menurut KBBI adalah pertimbangan atau
pembicaraan tentang suatu karya kreatifitas, bisa berupa buku, film, pagelaran
seni, musik, dan lain-lain yang sifatnya baru terbit atau launching.
Resensi sifatnya
hampir sama dengan kritik sastra. Oleh karena itu, dalam resensi harus ada
vonis tentang baik buruknya sebuah buku atau hasil karya. Buku itu baik dibaca
oleh siapa , kalangan mana atau tidak baik dibaca oleh siapa dan kalangan mana.
Adapun bentuk resensi dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Meringkas
2. Menjabarkan
3. Menganalisis
4. Membandingkan (Komparasi)
5. Memberi penekanan
Resensi
buku menurut Daniel
Shamad ( 1997 ) memiliki tujuan :
1. Memberikan informasi dalam sebuah
buku.
2. Mengajak pembaca untuk memikirkan ,
merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problem yang muncul
dalam sebuah buku.
3. Memberikan pertimbangan kepada
pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
4. Menjawab pertanyaan yang timbul jika
seseorang melihat buku yang baru terbit.
5. Untuk segolongan pembaca resensi.
Dasar-dasar dalam menulis resensi yang dianjurkan oleh Samsul (2003), yaitu:
Pertama, memahami atau menagkap tujuan
(maksud) pengarang dengan karya yang dibuatnya.
Kedua, memiliki tujuan dalam membuat
resensi buku. Seperti dasar menulis artikel pada umumnya, sebuah tulisan harus
didasarkan sebuah tujuan.
Ketiga, harus mengenal atau mengetahui
selera dan tingkat pemahaman dari para pembaca
Keempat, mempunyai pengetahuan dan
menguasai disiplin ilmu pengetahuan sebagai tolak ukur ketika mengemukakan
keunggulan dan kelemahan buku.
Kelima, jadilah pengamat buku sekaligus
kolektor buku.
Adapun
langkah-langkah persiapan sebelum melakukan resensi adalah :
1.
Bertanya pada
orang lain
2.
Sering pergi ke
toko buku
3.
Sering membaca Koran
4.
Tumbuhkan minat
baca pada buku yang akan diresensi
Adapun
langkah-langakah dalam meresensi buku :
1.
Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi.
2.
Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat,
dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami dengan tepat dan
akurat.
3.
Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus
dan menentukan bagian-bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.
4.
Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan
diresensi.
5.
Menentukan sikap atau penilaian terhadap hal-hal berikut
ini:
a. Organisasi atau kerangka penulisan
b. Isi pernyataan
c. Bahasa
d. Aspek teknis
6.
Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan
dasar- dasar dan kriteria-kriteria yang telah kita tentukan sebelumnya
Berikut sistematika penyusunan resensi buku :
1.
Pendahuluan
2.
Isi
3.
Komentar
4.
Simpulan
5.
Penilaian
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami paparkan, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian demi kemajuan
dan kesempurnaan penyusunan makalah-makalah selanjutnya, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Dalman, Dr. H. Menulis karya
Ilmiah.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012. hlm. 165-166
Jauhari,
Heri. Pedoman Penulisan karya ilmiaH. Bandung : CV Pustaka
Setia.2008. hlm. 145
Nurudin, Kiat meresensi Buku di media cetak. Jakarta: Murai Kencana.
2009.hlm. 5.
Romli, Asep Syaiful M. Kamus
Jurnalistik.Bandung: Refika Offset. 2008. hlm. 112.
Soewandi,DR.A.M.Slamet
. Dasar-dasar Meresensi Buku. Jakarta:PT Gramedia Widiansarana
Indonesia. 1997. hlm. 6-7
Nama : Siti Chaizatul
Munasiroh
NIM : 133111045
Jurusan/Prodi : PAI/ I B
TTL : Temanggung, 15
juni 1995
Pendidikan : MI Qomarul Huda Banaran
SMP Negeri 1 Tlogomulyo
SMK Negeri 2 Temanggung
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Banaran,
RT. 07/ RW. 02 Tembarak, Temanggung
Nomor
telepon : 085 726 454 252
Email : schaizatul_munasiroh@yahoo.co.id
Nama : Uswatun khasanah
NIM : 133111046
Jurusan/Prodi : PAI/ I B
TTL : Kendal, 19
Oktober 1993
Pendidikan : SD Negeri 1 Trompo
SMP Negeri 3 Kendal
MA Negeri Kendal
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat :
Trompo,RT.09/RW.03 Kendal
Nomor
telepon : 087 700 374 234
Email :
Nama : Maulana Arif
setyawan
NIM : 133111047
Jurusan/Prodi : PAI/ I B
TTL : Rembang, 17
Januari 1994
Pendidikan : SD Negeri 2 Bendo
SMP Negeri 2 Sluke
MA Raudhatul Ulum
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : RT.1/RW.5
Desa Bendo, Sluke, Rembang
Nomor
telepon : 085 786 996 082
Email : Portgasarif@gmail.com
Nama : Syamsul Ma’arif
NIM : 133111048
Jurusan/Prodi : PAI/ I B
TTL : Demak, 03 April 1995
Pendidikan : SD Negeri 3 Mranggen
MTS Futuhiyyah 1
MA Futuhiyyah 1
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Jl. Prigi
2, RT.04/RW.06 Mranggen, Demak
Nomor
telepon : 085 741 522 207
Email : syamsulmaarif345@gmail.com
Komentar